Agama merupakan
pedoman hidup manusia (way of life) karena sebagai pedoman hidup, agama dengan
demikian menjadi petunjuk dalam kehidupan manusia, agama juga berarti kehidupan “dunia-dalam”
seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan kepribadian dengan tujuan
untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Agama memasuki
diri manusia secara keseluruhan sebagai totalitas seutuhnya dan dengan cara
yang sedalam-dalamnya. Manusia dengan segala aspek dan fungsi kejiwaan di kenal
oleh agama, apabila agama di analisis kedalam aspek-aspeknya dan dihubungkan
denga kejiwaan manusia maka akan lebih jelas lagi bahwa agama mengenai manusia
keseluruhan.
Dalam
psikoterapi yang dirawat dan disembuhkan adalah manusia secara totalitas,
dikarenakan gangguan emosional itu
mengenai manusia seutuhnya, demikian juga manusia yang dikenal oleh agama
adalah manusia sebagai totalitas.
Tujuan dari
psikoterapi ialah mengolah kepribadian klien agar mampu menyelesaikan dan
menganalisa dirinya sesuai dengan kodrat kemanusian. Dalam psikoterapi, para
ahli membantu proses realisasi diri fitrah menusiawi klien yang tertinggi.
Yakni pengabdian pada tuhan sang pencipta alam semestam hal ini merupakan
tujuan dari agama, karena agama bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Kebahagiaan
hanya bisa didapatkan jika manusia sudah bisa mengerti tentang dirinya dan
mengadakan hubungan yang harmonis dengan jiwanya, masyarakat dan lingkungan
serta hubungan yang harmonis dengan penciptnya, keharmonisan tersebut merupakan
kodrat dirinya sebagai mahluk biologis, social psikologis maupun sebagai mahluk
filosofis ruhaniah.
Agama mampu
mengisi arti hidup dan kehidupan bagi manusia dan seyogyanya digunakan untuk
menjadi landasan filosofis penyembuhan manusia yang menderita gangguan mental,
suatu hal yang pasti bahwa agama dapat membawa ketentraman dan kedamaian hidup
serta menghilangkan tekanan mental yang dapat digunakan untuk penyembuhan bagi
yang terkena gangguan mental. Hal tersebut dapat dilihat ketika seseorang
menagalami tekanan mental karena putus cinta, putus asa dan aneka permasalahan
lainnya.
Mereka yang
mengalami permasalahan kehidupan semacam ini tidak mempunya gairah hidup lagi,
mereka seakan putus asas. Pada umumnya mereka menemukan kembali makna hidup
setelah mendalami dan menjalankan kehidupan beragama dengan kaffah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar