Waktu itu pertama kali akan masuk
kelas ada kerumunan mahasiswa yang duduk-duduk didepan pintu, saya mulai
melangkahkan kaki menuju tangga dan sesosok mahasiswi berjilbab yang berbeda
dengan mahasiswi pada umumnya ia memakai penutup muka (cadar). Sepontan ia
bertanya “ loh bapak mengajar di kelas ini?”, saya pun menjawab ia mbak….mungkin
ia nggak percaya kali ya saya ngajar dikelasnya…di bertanya lagi “ beneran bapak ngajar dikelas ini”.
saya pun menjawab lo ia mbak…ia..(bertanya-tanya dalam hati) emang ada yang salah
saya atau saya menakutkan?????
Dari ekspresi nada pertanyaan
mahasiswi tersebut, secara umum bisa di interpretasikan dia kaget karena saya ngajar
dikelasnya…hmmmm..sebenarnya rasa kaget menurut Plutchik seorang ahli psikologi ternama, rasa kaget disebabkan oleh objek yang muncul tiba-tiba baik itu manusia, hewan atau hantu. dan proses
kaget ini memerlukan sinkronisasi antara beberapa
indra, pada kebanyakan orang indra yang bereaksi adalah mata, telinga, dan
pernapasan. Namun ada juga yang lidahnya ikut bereaksi sehingga tidak hanya
mengeluarkan suara terkejut namun sudah berupa kata maupun rangkaian kata….semoga
anak ini nggak terkena serangan jantung karena kaget dengan kedatangan saya..heee.. Walaupun, saya tidak dapat melihat
ekspresi di wajahnya yang tertutup cadar, dan memang selama kuliah ekspresi
wajah dari mahasiswi ini tidak dapat diketahui, apakah dia senang, malas atau
bahkan tidak suka dengan perkuliahan yang saya berikan.
selama ini mahasiswi yang bercadar acap kali membuat bingung dosen karena ekspresinya tak diketahui. Akan tetapi, manfaat ia bercadar secara umum ia menjadi mahasiswa satu-satunya yang unik. berdasarkan hukum agama memakai cadar boleh-boleh saja dan itu bagus bisa ditiru oleh mahasiswi lainnya, cadar selama ini di asosiasikan dengan islam yang radikal, teroris dan bla..bla…bla…bahkan yang paling ekstrim oleh golongan feminis baik nasional dan international, cadar di anggap melanggar hak-hak seorang perempuan, dan persepsi feminis tingkat local perempuan yang memakai cadar dijuluki “ninja”.
selama ini mahasiswi yang bercadar acap kali membuat bingung dosen karena ekspresinya tak diketahui. Akan tetapi, manfaat ia bercadar secara umum ia menjadi mahasiswa satu-satunya yang unik. berdasarkan hukum agama memakai cadar boleh-boleh saja dan itu bagus bisa ditiru oleh mahasiswi lainnya, cadar selama ini di asosiasikan dengan islam yang radikal, teroris dan bla..bla…bla…bahkan yang paling ekstrim oleh golongan feminis baik nasional dan international, cadar di anggap melanggar hak-hak seorang perempuan, dan persepsi feminis tingkat local perempuan yang memakai cadar dijuluki “ninja”.
Rosulullah SAW mengatakan jika di
akhir zaman manusia/orang/golongan yang memegang teguh sunnah bagaikan memagang
bara api. So…enjoy aja life must go on.
Disamping mahasiswi yang memakai cadar, di kelas ini pun terdapat mahasiswa
yang judes (menurut saya), ntah lah kenapa ia judes, dilihat dari ekspresi wajahnya seperti manyun terus selama perkuliahan dan
menyeramkan (lebay dikit) tapi saya yakin dalam hatinya dia lembut, ketika perkuliahan berlangsung mahasiswi ini diem terus, tidak pernah bertanya, tidak
pernah berkomentar kayak pasrah gitu, atau apa dia pasrah dapat dosen seperti saya
ya (mulai berpikir),,,??? Tidak banyak yang saya ketahui tentang mahasiswi ini tapi bagaimana
pun dia mahasiswi yang unik dengan ekspresi wajahnya yang manyun….heee…heee…
To
be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar